Rabu, 11 Agustus 2010

haha masuk ke tema kita hari ini GAY VS ROHANI

HAYO, MANA SENYUMNYA????
nah klo habis senyum siap2 lah dengan muka2 bingung hahah..knapa? topik ini berat.. gw aja mesti baca berulang2 klo mau mau kasi comment huakakakak..

makannya senyum lagi biar enak hahha

 http://www.gayindoforum.com/mami-pg-blog-spot-f17/gay-rohani-t9067-54.htm

okay, start right now :

gustav michael :
hmmmm........
jujur, setelah gw menyadari gw gay, gw menjauh dari kehidupan rohani gw. mungkin waktu sebelum gw sadar gw gay, gw masih bisa tetap setia dengan kehidupan rohaniku.....
semua berubah saat aku makin yakin di usia yang ke 20 ini bahwa aku pure gay..

ke-gay-an ku bukan tanpa sebab. gw adalah anak dengan :
1. anak dari keluarga broken home yang mana bokap gw sudah meninggalkan gw sejak kelas 4 SD. mungkin karena kurang nya sosok dan figur ayah dalam masa kecil, remaja dan hingga sekarang itu juga salah satu yang jadi pemicu spt ini.

2. gw pernah mengalami pelecehan sexsual oleh guru gw

3. pelecehan sexsual kembali oleh tetangga gw


gw berfikir mau tidka mau dan suka tidak suka , gw dihadapkan dengan pilihan hidup dan suratan takdir dari tuhan kaya gitu......
dan... jadilah gw gay kaya gini...

dan sekarang tuhan mengatahkan bahwa kita harus beranak cucu, manusia berpasangan laki-laki dan perempuan .....

dan gw gimana nasibnya????setelah ge mengalami itu semua tuhan mengatakan bahwa kita berpasang2an laki2 dan peremupan...


maka dari itu lah sudah 5 tahun gw sudah lupa dengan kehidupan rohani gw... jujur, sampai sekarang masih ada rasa kecewa dan sakit pada tuhanku...

ada yang bisa tolong gw?????
DD :
Jadi Mike ini mau ditolong dalam hal apanya?
Agar bisa kembali ke kehidupan rohaninya?
Atau agar bisa hidup tenang tanpa harus memiliki kehidupan rohani?
DD :
gue lebih menyarankan kehidupan yang terakhir soalnya...huehuehue
Atheis dan agnostik aja banyak yang baik n bahagia aja koq hidupnya
 hidup kayak gitu gak munafik
Ibaratnya yah lu gak melakukan (hal yang dianggap) dosa secara sengaja dan sadar sementara di sisi lain berkoar - koar soal agama 
Karena homoseksualitas bukanlah jenis dosa yang muncul "terdesak" karena kondisi (berzinah, mencuri, berbohong, membunuh, dll kan biasa kita lakukan kalo kita terdesak oleh emosi dan hasrat) tapi memang sudah menjadi kondisi diri kita itu sendiri (kita mencintai seperti manusia lainnya, tulus tapi kepada lelaki udah dianggap berdosa, gimana caranya menghindari coba?)
Dan dengan demikian yah gak perlu dibayang2i ketakutan dan rasa bersalah akan ada dosanya kepada Tuhan

Kehidupan rohani sejenis ini tidak dibutuhkan oleh seseorang selama mereka tau apa yang harus mereka lakukan ke depannya mengenai keyakinan, harapan dan kasih di dalam diri mereka tanpa harus berdasarkan kepada Ketuhanan
Sisi positif dari iman akan Ketuhanan personal yang diberikan gelar Maha dan lain sebagainya itu yah sebenarnya terletak kepada 3 aspek: keyakinan, harapan dan kasih dari dalam diri kita kepada sosok Tuhan, bukan Tuhannya itu sendiri
Secara psikologis, adanya sosok Tuhan yang Maha Pengasih, Penyayang, Kuasa dengan segala macam ajaran agama itu bisa memberikan :
1. kekuatan tersendiri bagi kita saat menghadapi masalah, itu karena kita memiliki keyakinan dan berharap kepada satu sosok sehingga akan adanya keikhlasan,kepasrahan, dan kekuatan untuk menghadapi masalah dari sudut pandang yang lebih positif
2. bisa memberikan semangat untuk menjalani hidup sebaik mungkin
3. belajar mengasihi orang lain

Namun kalo aja manusia mau belajar dari kehidupan, manusia dengan akalnya bisa mendapatkan ke3 hal itu tanpa adanya bantuan sosok Tuhan
Misalnya :
Kalo hidup gak mau terbebani masalah yah lihat segala hal dari segala sisi, negatif dan positif
Yakini dan harapkan yang positif agar bisa bersemangat menjalani hidup
Ikhlaskan dan relakan apa yang ada agar bisa lebih mudah melangkah lebih lanjut
Kalo liat yang negatif terus yang ada malah bebani yang hidup
Kalo mo hidup tenang yah jangan ganggu orang lain, kasihi semua orang
Yah hal hal semacam itu masih bisa dijamah oleh logika kita koq

So, kalo mo ninggalin agama yah silahkan, asal punya prinsip kebijaksanaan tersendiri
Bagi gue, hidup bukan tentang meraih neraka dan surga setelah kematian
Tapi tentang mewujudkan keduanya dengan pilihan sendiri dalam kehidupan sekarang ini
Gustav Michael :
DD wrote:
Gue gak pernah jadi bijak juga kali
Cuma suka main - main kata aja...hahaha
Jadi Mike ini mau ditolong dalam hal apanya?
Agar bisa kembali ke kehidupan rohaninya?
Atau agar bisa hidup tenang tanpa harus memiliki kehidupan rohani?


hehehe maen katanya bagus tuh hehe..mike minta di tolong kembali ke kehidupan rohaninya, DD.. hehe joget2
klo hidup tenang tanpa memiliki kehidupan rohani, mike sepertinya belom siap, klo mang pure melepas rohani s emuanya... ya walau secara langsung ato tidak sekarnag ini seperti melepas juga si, cuma klo sekarnag gini aku merasa seperti ada yang kurang .. gitu.. mkanya mau kembali ke kehidupan rohaninya... tongue

 Gustav Michael :
 mang kalo mere pilih yang mana???
kalo agnostik dengan atheis bedanya apa ya???

aku setuju bgt ma kata2 ini
"ibaratnya yah lu gak melakukan (hal yang dianggap) dosa secara sengaja dan sadar sementara di sisi lain berkoar - koar soal agama
Karena homoseksualitas bukanlah jenis dosa yang muncul "terdesak" karena kondisi (berzinah, mencuri, berbohong, membunuh, dll kan biasa kita lakukan kalo kita terdesak oleh emosi dan hasrat) tapi memang sudah menjadi kondisi diri kita itu sendiri

tapi yang ga aku setuju adalah :
"Bagi gue, hidup bukan tentang meraih neraka dan surga setelah kematian"


klo bagi aku surga neraka penting... ya mungkin aku lebih melihat sisi ketakutan masuk nerakanya..(ya maklum lah manusia kan lebih melihat sisi negatif ato hukuman nya dibandingkan dengan surganya kan)
sekarang klo kita punya prinsip kebijaksanaan sendiri, mungkin bagi DD tidak masalah kan, karen bagi DD dihup bukan untuk neraka ato surga..

tapi klo aku kan melihat surga dan nerakanya.. dan agar aku terhindar dari neraka aku harus bisa sebisa mungkin seturut dengan Tuhan walau ga full karena masalah gay ini. yang nama kebijaksanaan sendiri kan tidak sama juga dengan sejalan tuhan... hmm bingung...


ada tmn ku yang bilang spt ini :
" klo gw si, tettp menjalani urusan ke gay an ini dengan agama.. jadi saling berjalan bersama2 dan let it flow. nah untuk masalah berdosa ato engga,masuk neraka ato engga biarlah Tuhan yang urus semuanya .." gitu
apakah prinsip ini baik ato gmn.. jujur dari kata2 sederhana tmn ku ini aku setidaknya dapat pencerahan juga si...

oh ya aku mau bagi sedikit cerita...
aku pernah baca ato apa gitu ..(lupa)
katanya agama itu ada untuk sebuah penghiburan.. klo jaman dulu kan banyak orang yang sanagt miskin jadi budak dan tertindas VS orang kaya
nah agama di buat sebagai sebuah upaya penghiburan bagi rakyat yang miskin dan tertindas itu bahwa walaupun mereka menderita di dunia ini, tetapi klo mereka mati (dengan catatan berbuat baik) mereka bisa mendapat kebahagiaan kekal setelah kematian..
nah hal itu yang menjadikan aga itu ada sebagai sebuah pengharapan bagi kaum2 tersebut agar mereka bisa terus mau hidup dan bersikap baik... gitu....

DD :
Sebelum melangkah lebih jauh, untuk memastikan aja...
Kamu meninggalkan kehidupan rohani karena ada kekecewaan dan kemarahan tersendiri sama Tuhan yah?
Kalo boleh tau, kamu Protestan, Islam, atau Katolik?
Soalnya terkadang dibutuhkan panduan doktrin tersendiri untuk hal seperti ini

MERE :
@DD: gw mencium bau2 eksistensialisme, hahaha.. :p Jujur secara nalar sih gw dukung lu abis, tp secara hati gw ga bisa memungkiri the goodness of that personal God yg gw udah rasakan selama ini.. mungkin itu yg dibilang 'touched by grace'.. Makanya walaupun ga sinkron, alias munafik (in e lack of a better word), yah gw masih berusaha berpegang terus pada iman gw.

@gustav: kalo agnostik itu mengakui kalau manusia ga mungkin mengenal Tuhan secara gamblang, karena that Greater Being itu yah, lebih besar dari manusia. Pernah denger cerita 3 orang buta mencoba mendeskripsikan seekor gajah? Yg megang kuping gajah bilang gajah itu pipih. Yg megang belalainya bilang gajah itu seperti selang. Yg megang ekornya bilang gajah itu kecil, pendek. Dan dari ketiga orang itu tidak ada yg sempurna benar, hanya sebagian benar. Jadi kalo orang agnostik menghindari kepercayaan pada agama tertentu karena agama dianggap tidak bisa menjelaskan konsep Tuhan yang terlalu besar buat pemahaman manusia. Agnostik juga tidak menyimpulkan kalau Tuhan itu ada atau tidak.

Intinya, agnostik tahu kalau mereka tidak tahu apa-apa tentang Tuhan dan tidak berusaha mencari tahu karena such pursuit itu sia-sia.

Kalo ateis lebih jelas, tidak percaya adanya Tuhan, dan manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Setau gw sih gitu yah.. mohon dibenerin kalo gw salah..

DD :
Agnostik berpikir bahwa Tuhan itu tak bisa diterjemahkan dalam bahasa manusia

Agnostisisme adalah suatu pandangan filosofis bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu yang umumnya berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lainnya yang tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas. Seorang agnostik mengatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui secara definitif pengetahuan tentang "Yang-Mutlak"; atau , dapat dikatakan juga, bahwa walaupun perasaan secara subyektif dimungkinkan, namun secara obyektif pada dasarnya mereka tidak memiliki informasi yang dapat diverifikasi.
 Atheisme yah tidak percaya kepada keberadaan dewa, Tuhan (baik personal maupun non-personal)
Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.
Di antara keduanya ini adapula yang namanya non-theisme
Nonteisme adalah sebutan yang mencakup kelakuan relgius dan nonreligius yang dikenali dari absen atau penolakan teisme atau kepercayaan apapun terhadap dewa pribadi (= kekuatan di luar manusia yang memiliki sifat - sifat seperti manusia) 
gustavmichael wrote:
aku setuju bgt ma kata2 ini
"ibaratnya yah lu gak melakukan (hal yang dianggap) dosa secara sengaja dan sadar sementara di sisi lain berkoar - koar soal agama
Karena homoseksualitas bukanlah jenis dosa yang muncul "terdesak" karena kondisi (berzinah, mencuri, berbohong, membunuh, dll kan biasa kita lakukan kalo kita terdesak oleh emosi dan hasrat) tapi memang sudah menjadi kondisi diri kita itu sendiri 
Yups, itulah yang menyebabkan sulitnya para homoseks untuk "menyangkal diri"
gustavmichael wrote:

tapi yang ga aku setuju adalah :
"Bagi gue, hidup bukan tentang meraih neraka dan surga setelah kematian"

Jangan diartikan secara harfiah
Liat kelanjutan kalimatnya "Tapi tentang mewujudkan keduanya dengan pilihan sendiri dalam kehidupan sekarang ini"
So, bagi gue yah hidup itu tentang mewujudkan kebahagiaan (surga) atau penderitaan (neraka) sesuai dengan apa yang telah kita lakukan di dalam kehidupan sehari...hehehe
gustavmichael wrote:
klo bagi aku surga neraka penting... ya mungkin aku lebih melihat sisi ketakutan masuk nerakanya..(ya maklum lah manusia kan lebih melihat sisi negatif ato hukuman nya dibandingkan dengan surganya kan)
sekarang klo kita punya prinsip kebijaksanaan sendiri, mungkin bagi DD tidak masalah kan, karen bagi DD dihup bukan untuk neraka ato surga..
Bahkan agama sendiri tidak menganjurkan umatnya untuk ketakutan masuk neraka atau keinginan masuk surga
Agama theisme menganjurkan umatnya untuk mencintai TUHAN (dan mencintai sesama) sebagai tujuan hidup

gustavmichael wrote:
tapi klo aku kan melihat surga dan nerakanya.. dan agar aku terhindar dari neraka aku harus bisa sebisa mungkin seturut dengan Tuhan walau ga full karena masalah gay ini. yang nama kebijaksanaan sendiri kan tidak sama juga dengan sejalan tuhan... hmm bingung...

Inilah sulitnya hidup dalam dogma agama, Mike
Dan karenanya aku tidak akan ganggu gugat soal keyakinanmu ini


gustavmichael wrote
ada tmn ku yang bilang spt ini :
" klo gw si, tettp menjalani urusan ke gay an ini dengan agama.. jadi saling berjalan bersama2 dan let it flow. nah untuk masalah berdosa ato engga,masuk neraka ato engga biarlah Tuhan yang urus semuanya .." gitu
apakah prinsip ini baik ato gmn.. jujur dari kata2 sederhana tmn ku ini aku setidaknya dapat pencerahan juga si...


Semua orang memang selalu mengatakan bahwa Tuhan yang akan urus segalanya
Karena mereka sendiri tak pernah melihat dan mendalami "pikiran" Tuhan
Mereka hanya bisa menebak - nebak dari kata2 yang tertulis di kitab suci
Setelah itu yah berkoar2 di depan mimbar mengenai apa yang mereka pikirkan mengenai Tuhan
Jadi, sekarang semuanya kembali ke manusianya sendiri, bagaimana cara kita menerjemahkan keinginan Tuhan
Coba kamu tanya ke dalam hati kecil kamu sendiri
Apakah hal itu bisa membuat kamu berbahagia tanpa adanya kerugian pada orang lain dan diri sendiri?
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan
Tidak ada tempat untuk keraguan di dalam masalah iman seperti ini

gustavmichael wrote:
oh ya aku mau bagi sedikit cerita...
aku pernah baca ato apa gitu ..(lupa)
katanya agama itu ada untuk sebuah penghiburan.. klo jaman dulu kan banyak orang yang sanagt miskin jadi budak dan tertindas VS orang kaya
nah agama di buat sebagai sebuah upaya penghiburan bagi rakyat yang miskin dan tertindas itu bahwa walaupun mereka menderita di dunia ini, tetapi klo mereka mati (dengan catatan berbuat baik) mereka bisa mendapat kebahagiaan kekal setelah kematian..
nah hal itu yang menjadikan aga itu ada sebagai sebuah pengharapan bagi kaum2 tersebut agar mereka bisa terus mau hidup dan bersikap baik... gitu....

Untukku pribadi, aku tak peduli jika agama digunakan sebagai sarana politik, pengendali keadaan sosial dan lain sebagainya
Untukku sendiri, aku memandang agama adalah salah satu jalan agar diri kita mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian pribadi di dalam hati
Sisanya yang terpenting dalam hidup adalah kebijaksanaan saat kita mau memperhatikan kehidupan itu sendiri
Mere Minstrel wrote:
@DD: gw mencium bau2 eksistensialisme, hahaha.. :p Jujur secara nalar sih gw dukung lu abis, tp secara hati gw ga bisa memungkiri the goodness of that personal God yg gw udah rasakan selama ini.. mungkin itu yg dibilang 'touched by grace'.. Makanya walaupun ga sinkron, alias munafik (in e lack of a better word), yah gw masih berusaha berpegang terus pada iman gw.
 Semua agama, pada akhirnya mengatakan bahwa diri merekalah kebenaran Kepada Tuhan yang diyakini di dalam ajaran mereka lah, seharusnya manusia berserah Agar bisa mendapatkan kebahagiaan baik di bumi maupun di surga
Jadi yah seperti apa yang gue katakan ke si Mike, apa yang membuat lu bahagia? Ikuti nalar atau dengarkan hati?

happy happy happy
 Kenapa gue bilang begitu? Karena pada akhirnya gak ada yang tau pasti apa itu kebenaran sejati yang universal Kebenaran yang sejati adalah hampa 
Tidak bisa dirasakan dalam hati, tidak bisa dimiliki oleh indera, dia melampaui batas - batas ilusi eksistensi kita 
Tapi semua orang bisa mengenali kebahagiaan di dalam dirinya sendiri di dalam eksistensi ini 
Bukan sekedar "kesenangan" karena nafsu yang terwujudkan tapi akhirnya tak pernah terpenuhi/terpuaskan Tapi benar - benar merasakan kehadiran kebahagiaan absolut yang sejati 
Salah satu aspek diri yang tersembunyi dan sulit disadari karena selama ini disamarkan oleh hasrat2 ego kita 

MERE:
Dark Deviationist wrote:
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan
Tidak ada tempat untuk keraguan di dalam masalah iman seperti i
Yup, emang betul gitu.. Makanya berat nih... takut


GUSTAV MICHAEL:
Dark Deviationist wrote
Sebelum melangkah lebih jauh, untuk memastikan aja...
Kamu meninggalkan kehidupan rohani karena ada kekecewaan dan kemarahan tersendiri sama Tuhan yah?
Kalo boleh tau, kamu Protestan, Islam, atau Katolik?
Soalnya terkadang dibutuhkan panduan doktrin tersendiri untuk hal seperti ini


yup betul sekali aku meninggalkan dunia rohani karena aku marah dan kecewa kepada tuhan, kenapa? karena kq Tuhan bisa ngijinin aku jadi gay, tapi tuhan sendirti buat peraturan bahwa manusia diciptakan berpasang2an.. cewe dan cowo... cape deh....
padahal jujur, aku mang tipe orang yang ingin punya seseorang dalam hidup yang bisa saling sayang ehhe malu 

@ DD : oh iya maaf.....aku lupa jawab.. hehe aku kristen protestan panas


@mere : aku setuju bgt dengan argument yang ini :
"secara hati gw ga bisa memungkiri the goodness of that personal God yg gw udah rasakan selama ini.. mungkin itu yg dibilang 'touched by grace'..


oh gitu ya.. makasih ya atas pencerahannya koko mere (lha kq koko ya.., maaf aku kebiasaan panggil cici dan koko hahaha). bener koko ato bukan ya?? Oh No


sip
Dark Deviationist wrote
Jangan diartikan secara harfiah
Liat kelanjutan kalimatnya "Tapi tentang mewujudkan keduanya dengan pilihan sendiri dalam kehidupan sekarang ini"
So, bagi gue yah hidup itu tentang mewujudkan kebahagiaan (surga) atau penderitaan (neraka) sesuai dengan apa yang telah kita lakukan di dalam kehidupan sehari...hehehe
oohh gitu ia ia aku paham sekarang..barti menurut koko surga itu ada di saat ini, yaitu durga=kehidupan bahadian di dunia ini ya???
                    gustavmichael wrote:
klo bagi aku surga neraka penting... ya mungkin aku lebih melihat sisi ketakutan masuk nerakanya..(ya maklum lah manusia kan lebih melihat sisi negatif ato hukuman nya dibandingkan dengan surganya kan)
sekarang klo kita punya prinsip kebijaksanaan sendiri, mungkin bagi DD tidak masalah kan, karen bagi DD dihup bukan untuk neraka ato surga..


                    Dark Deviationist wrote:
Bahkan agama sendiri tidak menganjurkan umatnya untuk ketakutan masuk neraka atau keinginan masuk surga
Agama theisme menganjurkan umatnya untuk mencintai TUHAN (dan mencintai sesama) sebagai tujuan hidup.
 
oh maksud aku bukan dilihat dari sisi agama.. ya klo kita melihatr dari sisi agam, itu betul bahwa kangan melihat dari nerakanya tapi mencintai TUHAN (dan mencintai sesama) sebagai tujuan hidup. maksdud aku kebanyakan orang kan kegereja ato ke mesjid karena mereka ga mau masuk neraka kan.. coba kalo adanya surga aja.. ga ada nerakan, pasti kebanyakan orang akga mau punya agama. toh masuk surga semua kq gitu...

                    Dark Deviationist wrote:

Semua orang memang selalu mengatakan bahwa Tuhan yang akan urus segalanya
Karena mereka sendiri tak pernah melihat dan mendalami "pikiran" Tuhan
Mereka hanya bisa menebak - nebak dari kata2 yang tertulis di kitab suci
Setelah itu yah berkoar2 di depan mimbar mengenai apa yang mereka pikirkan mengenai Tuhan
Jadi, sekarang semuanya kembali ke manusianya sendiri, bagaimana cara kita menerjemahkan keinginan Tuhan
Coba kamu tanya ke dalam hati kecil kamu sendiri
Apakah hal itu bisa membuat kamu berbahagia tanpa adanya kerugian pada orang lain dan diri sendiri?
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan
Tidak ada tempat untuk keraguan di dalam masalah iman seperti ini


yup yang manusia lakukan hanyalah bisa menebak apa yang Tuhan mau...ooh gitu ic ic
jadi keraguan itu bisa dibenarkan dengan :
Apakah hal itu bisa membuat kamu berbahagia tanpa adanya kerugian pada orang lain dan diri sendiri?
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan

gitu??

                    Dark Deviationist wrote:

Untukku pribadi, aku tak peduli jika agama digunakan sebagai sarana politik, pengendali keadaan sosial dan lain sebagainya
Untukku sendiri, aku memandang agama adalah salah satu jalan agar diri kita mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian pribadi di dalam hati
Sisanya yang terpenting dalam hidup adalah kebijaksanaan saat kita mau memperhatikan kehidupan itu sendiri


yup aku setuju koko DD!!

sip


Dark Deviationist wrote:

Semua agama, pada akhirnya mengatakan bahwa diri merekalah kebenaran
Kepada Tuhan yang diyakini di dalam ajaran mereka lah, seharusnya manusia berserah
Agar bisa mendapatkan kebahagiaan baik di bumi maupun di surga


setuju!!
Dark Deviationist wrote:
Kenapa gue bilang begitu?
Karena pada akhirnya gak ada yang tau pasti apa itu kebenaran sejati yang universal
Kebenaran yang sejati adalah hampa
Tidak bisa dirasakan dalam hati, tidak bisa dimiliki oleh indera, dia melampaui batas - batas ilusi eksistensi kita
Tapi semua orang bisa mengenali kebahagiaan di dalam dirinya sendiri di dalam eksistensi ini
[b]Bukan sekedar "kesenangan" karena nafsu yang terwujudkan tapi akhirnya tak pernah terpenuhi/terpuaskan
Tapi benar - benar merasakan kehadiran kebahagiaan absolut yang sejati
Salah satu aspek diri yang tersembunyi dan sulit disadari karena selama ini disamarkan oleh hasrat2 ego kita

wah mike dapet pencerahan banyak ni di sini pokoknya kalian berdua top dh....
fallinlove fallinlove fallinlove tepoktangan



DD ;
gustavmichael wrote:
Dark Deviationist wrote:
Sebelum melangkah lebih jauh, untuk memastikan aja...
Kamu meninggalkan kehidupan rohani karena ada kekecewaan dan kemarahan tersendiri sama Tuhan yah?
Kalo boleh tau, kamu Protestan, Islam, atau Katolik?
Soalnya terkadang dibutuhkan panduan doktrin tersendiri untuk hal seperti ini


yup betul sekali aku meninggalkan dunia rohani karen aaku marah dan kecewa kepada tuhan, kenapa? karena kq Tuhan bisa ngijinin aku jadi gay, tapi tuhan sendirti buat peraturan bahwa manusia diciptakan berpasang2an.. cewe dan cowo... cape deh....
padahal jujur, aku mang tipe orang yang ingin punya seseorang dalam hidup yang bisa saling sayang ehhe malu


Tuhan memberikan free will kepada manusia
Kamu memang gak bisa nolak karena dilahirkan menjadi gay
Tapi kamu bisa memilih untuk hidup sebagai seorang gay yang aktif atau tidak
Ibaratnya, sekarang kamu sudah dosa, ternodai dan tak layak di hadapan Tuhan
Setidaknya setelah kamu ditebus dalam pertobatan kamu dan kamu menuruti perintah Tuhan sebagai bentuk syukur kamu karena telah disucikan itu, meski kamu tak bisa menyangkal diri sebagai "gay" yah pada akhirnya kamu tidak boleh aktif sebagai gay
Selibat adalah pilihan para homoseks yang mau menyembahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan
Jika kamu tidak bisa, yah setidaknya usahakan untuk berbuat baik
Masuk surga atau tidak hanya urusan Tuhan dengan manusia


gustavmichael wrote:
Dark Deviationist wrote:

Jangan diartikan secara harfiah
Liat kelanjutan kalimatnya "Tapi tentang mewujudkan keduanya dengan pilihan sendiri dalam kehidupan sekarang ini"
So, bagi gue yah hidup itu tentang mewujudkan kebahagiaan (surga) atau penderitaan (neraka) sesuai dengan apa yang telah kita lakukan di dalam kehidupan sehari...hehehe

ohh gitu ia ia aku paham sekarang..barti menurut koko surga itu ada di saat ini, yaitu durga=kehidupan bahadian di dunia ini ya???
Surga dan neraka adalah kondisi pikiran kita saat hidup di dunia
Itu yang paling bisa kita pahami di dunia ini
Perihal kehidupan di surga dan neraka setelah kematian itu sendiri, gak ada orang yang pernah tau pasti
Kesaksian boleh aja kesaksian, tapi apakah dengan itu dia bisa membuktikan dan memperlihatkan surga dan neraka itu seperti apa kepada kita?
Nope
Gak ada yang bisa membuktikan, sebagaimana keberadaan Tuhan, surga dan neraka itu sendiri masuk ke dalam bentuk keyakinan



gustavmichael wrote:

Dark Deviationist wrote:

Bahkan agama sendiri tidak menganjurkan umatnya untuk ketakutan masuk neraka atau keinginan masuk surga
Agama theisme menganjurkan umatnya untuk mencintai TUHAN (dan mencintai sesama) sebagai tujuan hidup.


oh maksud aku bukan dilihat dari sisi agama.. ya klo kita melihatr dari sisi agam, itu betul bahwa kangan melihat dari nerakanya tapi mencintai TUHAN (dan mencintai sesama) sebagai tujuan hidup. maksdud aku kebanyakan orang kan kegereja ato ke mesjid karena mereka ga mau masuk neraka kan.. coba kalo adanya surga aja.. ga ada nerakan, pasti kebanyakan orang akga mau punya agama. toh masuk surga semua kq gitu...



 Yah kalo kita udah tau tujuan agama itu sebenarnya seperti apa, masa kita ikutan orang2 yang haus hadiah dan ketakutan hukuman seperti itu?
Ibaratnya di dalam mencintai Tuhan itu terdapat kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri
Itu yang diajarkan oleh theisme

gustavmichael wrote:
Dark Deviationist wrote:

Semua orang memang selalu mengatakan bahwa Tuhan yang akan urus segalanya
Karena mereka sendiri tak pernah melihat dan mendalami "pikiran" Tuhan
Mereka hanya bisa menebak - nebak dari kata2 yang tertulis di kitab suci
Setelah itu yah berkoar2 di depan mimbar mengenai apa yang mereka pikirkan mengenai Tuhan
Jadi, sekarang semuanya kembali ke manusianya sendiri, bagaimana cara kita menerjemahkan keinginan Tuhan
Coba kamu tanya ke dalam hati kecil kamu sendiri
Apakah hal itu bisa membuat kamu berbahagia tanpa adanya kerugian pada orang lain dan diri sendiri?
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan
Tidak ada tempat untuk keraguan di dalam masalah iman seperti ini


yup yang manusia lakukan hanyalah bisa menebak apa yang Tuhan mau...ooh gitu ic ic
jadi keraguan itu bisa dibenarkan dengan :
Apakah hal itu bisa membuat kamu berbahagia tanpa adanya kerugian pada orang lain dan diri sendiri?
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan

gitu??
Bukan, mike
Maksud gue dari yang tadi itu adalah manusia gak pernah ngerti maksud Tuhan
Karena begitu, maka panduan hidup dasar yang bisa kita pakai yah setidaknya kita tidak merugikan diri sendiri dan orang lain di dunia (sisanya yang diajarkan di dalam agama adalah tentang keyakinan yang kuat kepada Tuhan agar bisa menjadi lebih tegar dan kokoh karena memiliki pegangan dalam hidup)
Jadi kalo menurut kamu jalan rohani itu lebih membahagiakan yah jalani
Kalo menurut kamu jalan sebagai homoseks lebih membahagiakan yah kalani
Yang perlu diingat yah keduanya harus dijalani dengan prinsip tak merugikan diri sendiri atau orang lain
Begitu menurutku


gustavmichael wrote:

@mere : aku setuju bgt dengan argument yang ini :
"secara hati gw ga bisa memungkiri the goodness of that personal God yg gw udah rasakan selama ini.. mungkin itu yg dibilang 'touched by grace'..

oh gitu ya.. makasih ya atas pencerahannya koko mere (lha kq koko ya.., maaf aku kebiasaan panggil cici dan koko hahaha). bener koko ato bukan ya?? Oh No

sip

Terlepas dari segala macam bentuk keyakinan yah...
Kebaikan, kemudahan dan kebahagiaan dalam hidup itu adalah bagaimana cara pikiran kita bereaksi terhadap kondisi luar
Sama demikian adanya dengan keburukan, kesulitan dan penderitaan
Positif - negatif, itu semua ada dalam pikiran kita
Pada akhirnya momen, kondisi, objek dan segala hal yang terkait dalam dunia fenomena ini, semuanya adalah netral

MERE:
Dark Deviationist wrote:


gustavmichael wrote:

@mere : aku setuju bgt dengan argument yang ini :
"secara hati gw ga bisa memungkiri the goodness of that personal God yg gw udah rasakan selama ini.. mungkin itu yg dibilang 'touched by grace'..

oh gitu ya.. makasih ya atas pencerahannya koko mere (lha kq koko ya.., maaf aku kebiasaan panggil cici dan koko hahaha). bener koko ato bukan ya?? Oh No

sip


Terlepas dari segala macam bentuk keyakinan yah...
Kebaikan, kemudahan dan kebahagiaan dalam hidup itu adalah bagaimana cara pikiran kita bereaksi terhadap kondisi luar
Sama demikian adanya dengan keburukan, kesulitan dan penderitaan
Positif - negatif, itu semua ada dalam pikiran kita
Pada akhirnya momen, kondisi, objek dan segala hal yang terkait dalam dunia fenomena ini, semuanya adalah netral

Yah, gw berusaha menjawab dari segi kristen protestan juga sih, although gw ga 100% menjalani (istilah gw, mengimani tapi lum mengamini, hehehe..)

Setelah gw cerna kalimat2 lu, gw ga bisa ga setuju dengan lu. Yah, kalo dari sudut pandang kristen ini berhubungan dengan sikap hati yang berserah dan bersyukur senantiasa.

N seperti gw bilang waktu pertama2 join gif, gw udah bisa nerima gw gay, tapi masih belum memutuskan untuk live as one. Karena konsep kristiani yg gw ngerti, 'takut akan Allah' bukan dalam arti gentar, but more towards reverence (penghormatan), dengan kata lain penyerahan diri mutlak secara sukarela untuk selalu mencari tahu dan menghidupi yang sudah digariskan Allah YMK.

Tapi mungkin karena itu orang kristen (mungkin) ga bakal bisa damai hatinya untuk menerima posisi netral, karena sikap hati yang tercetak adalah untuk selalu "mencari tahu" tadi. Benar atau salah, sesuai kehendak Tuhan atau tidak. Jelek-jeleknya, bisa jadi menghakimi orang lain juga.. padahal kehendak Tuhan buat tiap orang beda-beda.. --"

'Penyerahan diri mutlak' itu yang paling susah buat orang (yang mengaku) kristen sendiri, gay ataupun bukan, apalagi kalau kekristenan sekedar dianggap sebagai pemahaman / perspektif. Bakal jadi beban karena jadi kewajiban. Ngutip alkitab dikit ya, “Kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan.” (Lengkapnya ada di Mat 11:28-30) Bukan berarti jadi kristen lantas orang jadi bisa lebih ringan menjalani hidup, kan tetap dibilang bakal ada bebannya. Ringannya itu ya karena penyerahan itu dilakukan bukan atas dasar takut (takut penghakiman dan hukuman) atau sekedar penghormatan, tapi karena dilakukan atas dasar cinta kasih kepada sosok Tuhan itu.

Kalo kata peribahasa "kalo cinta tahi kucing pun serasa coklat" begitu. Susahnya nih, gw kan masih manusia biasa yang butuh mencintai sesama manusia juga. Dan kebetulan (mungkin digariskan?) gw lebih bisa mencintai sesama lelaki untuk saat ini.

Aduh.. ngantuk gw, ga bisa mikir lagi, hehehe... :p Disimpulkan kali lain deh.



 DD:
Hahaha...iya, seperti yang gue bilang tadi itu, intinya yah cinta kepada TUhan itu sendiri akan membimbing manusia ke dalam bentuk keyakinan yang kuat
Seiring dengan keyakinan itu, keikhlasan dan berserah dalam menghadapi masalah, serta optimisme dan semangat dalam menghadapi hidup akan muncul
Buntut2nya akan berujung kepada kebahagiaan sejati itu sendiri

Makanya itu gue bilang agama itu cuma salah satu cara aja
Theisme menggunakan cara mencintai sosok personal God yang sangat bisa diandalkan dan menguasai segalanya di muka bumi ini sebagai dasar untuk melakukan ajaran - ajaran mereka (terlepas ajaran ini bisa kita terima atau gak sebagai gay atau straights, tapi gue sendiri seringkali melihat ajaran mereka ini bisa dijelaskan manfaatnya secara logika) agar bisa mencapai kebahagiaan sejati itu sendiri
Paham - paham di luar theisme, mereka menemukan caranya yang unik tersendiri untuk mencapai tujuan yang sama, kebahagiaan sejati yang merupakan hak kita karena telah hidup di muka bumi ini


MERE:

Dark Deviationist wrote:

Tuhan memberikan free will kepada manusia
Kamu memang gak bisa nolak karena dilahirkan menjadi gay
Tapi kamu bisa memilih untuk hidup sebagai seorang gay yang aktif atau tidak
Ibaratnya, sekarang kamu sudah dosa, ternodai dan tak layak di hadapan Tuhan
Setidaknya setelah kamu ditebus dalam pertobatan kamu dan kamu menuruti perintah Tuhan sebagai bentuk syukur kamu karena telah disucikan itu, meski kamu tak bisa menyangkal diri sebagai "gay" yah pada akhirnya kamu tidak boleh aktif sebagai gay
Selibat adalah pilihan para homoseks yang mau menyembahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan
Jika kamu tidak bisa, yah setidaknya usahakan untuk berbuat baik
Masuk surga atau tidak hanya urusan Tuhan dengan manusia

yang manusia lakukan hanyalah bisa menebak apa yang Tuhan mau...ooh gitu ic ic
jadi keraguan itu bisa dibenarkan dengan :
Apakah hal itu bisa membuat kamu berbahagia tanpa adanya kerugian pada orang lain dan diri sendiri?
Jika ya, maka yakini dan lakukan
Jika tidak, maka jangan yakini dan jangan lakukan

gitu??


ini menyimpulkan apa yg gw rasakan, hehe..
DD:
Dikutip dari buku "Burung Berkicau"




Jangan Berubah

Aku sudah lama mudah naik darah. Aku serba kuatir, mudah tersinggung dan egois sekali. Setiap orang mengatakan bahwa aku harus berubah. Dan setiap orang terus-menerus menekankan, betapa mudah aku menjadi marah.

Aku sakit hati terhadap mereka, biarpun sebetulnya aku menyetujui nasehat mereka. Aku memang ingin berubah, tetapi aku tidak berdaya untuk berubah, betapapun aku telah berusaha.

Aku merasa paling tersinggung ketika sahabat karibku juga mengatakan, bahwa aku mudah naik pitam. Ia juga terus-menerus mendesak supaya aku berubah. Aku mengakui bahwa ia benar, meskipun aku tidak bisa membencinya. Aku merasa sama sekali tak berdaya dan terpasung.

Namun pada suatu hari ia berkata kepadaku: 'Jangan berubah! Tetaplah seperti itu saja. Sungguh, tidak jadi soal, apakah engkau berubah atau tidak. Aku mencintaimu sebagaimana kau ada. Aku tidak bisa tidak mencintaimu.'

Kata-kata itu berbunyi merdu dalam telingaku: 'Jangan berubah. Jangan berubah. Jangan berubah ... Aku mencintaimu.'

Dan aku menjadi tenang. Aku mulai bergairah. Dan, oh, sungguh mengherankan, aku berubah!

Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak dapat benar-benar berubah, sebelum aku menemukan orang yang tetap akan mencintaiku, entah aku berubah atau tidak.

Engkau mencintaiku seperti itu, Tuhan?
Silahkan diartikan sendiri apa artinya untuk kita semua

GUSTAV MICHAEL :

Dark Deviationist wrote:

Tuhan memberikan free will kepada manusia
Kamu memang gak bisa nolak karena dilahirkan menjadi gay
Tapi kamu bisa memilih untuk hidup sebagai seorang gay yang aktif atau tidak
Ibaratnya, sekarang kamu sudah dosa, ternodai dan tak layak di hadapan Tuhan
Setidaknya setelah kamu ditebus dalam pertobatan kamu dan kamu menuruti perintah Tuhan sebagai bentuk syukur kamu karena telah disucikan itu, meski kamu tak bisa menyangkal diri sebagai "gay" yah pada akhirnya kamu tidak boleh aktif sebagai gay
Selibat adalah pilihan para homoseks yang mau menyembahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan
Jika kamu tidak bisa, yah setidaknya usahakan untuk berbuat baik
Masuk surga atau tidak hanya urusan Tuhan dengan manusia

jujur, saat ini klo aku berfikir nikah ama cewe sama sekali ga kebanyang dan bahkan merasa ga nyaman aja.. entah mengapa.. yup aku ga bisa nolak jadi gay spt ini.. maksudnya " meski kamu tak bisa menyangkal diri sebagai "gay" yah pada akhirnya kamu tidak boleh aktif sebagai gay" apa?
alternatifnya :
1. harus nikah ama cewe
2. hidup sendiri tanpa misalnya ML ato pacaran ama cowo?

mungkin aku akan jawab "tidak bisa" dan berarti aku harus memilih "Jika kamu tidak bisa, yah setidaknya usahakan untuk berbuat baik
Masuk surga atau tidak hanya urusan Tuhan dengan manusia"

hmmmm hehehe
 


Dark Deviationist wrote:


Surga dan neraka adalah kondisi pikiran kita saat hidup di dunia


Itu yang paling bisa kita pahami di dunia ini


Perihal kehidupan di surga dan neraka setelah kematian itu sendiri, gak ada orang yang pernah tau pasti


Kesaksian boleh aja kesaksian, tapi apakah dengan itu dia bisa membuktikan dan memperlihatkan surga dan neraka itu seperti apa kepada kita?


Nope


Gak ada yang bisa membuktikan, sebagaimana keberadaan Tuhan, surga dan neraka itu sendiri masuk ke dalam bentuk keyakinan
aku setuju sekarang.......
sip



Dark Deviationist wrote:


Yah kalo kita udah tau tujuan agama itu sebenarnya seperti apa, masa kita ikutan orang2 yang haus hadiah dan ketakutan hukuman seperti itu?


Ibaratnya di dalam mencintai Tuhan itu terdapat kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri


Itu yang diajarkan oleh theisme 

setuju.. "Ibaratnya di dalam mencintai Tuhan itu terdapat kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri"

Dark Deviationist wrote:

Jadi kalo menurut kamu jalan rohani itu lebih membahagiakan yah jalani
Kalo menurut kamu jalan sebagai homoseks lebih membahagiakan yah kalani
Yang perlu diingat yah keduanya harus dijalani dengan prinsip tak merugikan diri sendiri atau orang lain
Begitu menurutku


mmmm klo yang ini masih belom bisa jawab.. berat hahaha


Kebaikan, kemudahan dan kebahagiaan dalam hidup itu adalah bagaimana cara pikiran kita bereaksi terhadap kondisi luar
Sama demikian adanya dengan keburukan, kesulitan dan penderitaan
Positif - negatif, itu semua ada dalam pikiran kita
Pada akhirnya momen, kondisi, objek dan segala hal yang terkait dalam dunia fenomena ini, semuanya adalah netral[/quote]

mungkin disini aku melihat bukan dari sisi kebaikannya saja tetapi dilihat dari ada sebuah kejadian yang kita pikir tidak mungkin dari sisi logika manusia, tetapi itu mungkin terjadi dengan adanya campur tangan dari kekuatran tuhan...

aku disini bisa kasi contoh tentang mindset yang bisa dirubah antara positif dan negatif.
ini di ambil dari sebuah sumber yang ada di blog aku

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya
makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan
dengan orang lain

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton
TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di
bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal,
karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan

4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu
artinya saya bekerja dan digaji tinggi


5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus
saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami
dikelilingi banyak teman

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu
artinya saya cukup makan

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari,
karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah,
karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat

9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya,
karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup

"Pada akhirnya momen, kondisi, objek dan segala hal yang terkait dalam dunia fenomena ini, semuanya adalah netral"

Mere Minstrel wrote:
Kalo kata peribahasa "kalo cinta tahi kucing pun serasa coklat" begitu. Susahnya nih, gw kan masih manusia biasa yang butuh mencintai sesama manusia juga. Dan kebetulan (mungkin digariskan?) gw lebih bisa mencintai sesama lelaki untuk saat ini.



ini pun yang mike rasakan bahwa aku adalah mahluk yang ingn mencintai dan dicintai.. dan disini aku bukan mencari sebuah cinta yang semu ato kebahagiaan semata... tapi aku juga memang mencari yang benar2 dan klo itu memungkin kan aku ingin menjalaninya sama dengan perkawinan layaknya cewe dan cowo.. itu yang aku cari si ...


DD:
gustavmichael wrote:

mungkin disini aku melihat bukan dari sisi kebaikannya saja tetapi dilihat dari ada sebuah kejadian yang kita pikir tidak mungkin dari sisi logika manusia, tetapi itu mungkin terjadi dengan adanya campur tangan dari kekuatran tuhan...


Hal - hal yang tak bisa terjelaskan bisa saja terjadi memang
Hal - hal supernatural dan lain sebagainya
Tapi bukan itu inti kita hidup di bumi
Kita tidak mencari keajaiban
Kita sendiri adalah keajaiban
Ketika kita mau mempelajari apa arti hidup dan hakikat sejati diri kita ini sendiri

1 komentar:

  1. hello mike :)
    aku ga yakin apa kamu bakal baca komen aku, well, aku seorang penulis, dan saat ini sedang menulis cerpen soal homoseksual, dan blog mike ini menjadi salah satu referensi saya. Saya sangat menghormati pilihan hidup anda, dan saya juga sangat berterima kasih karena anda telah memiliki blog yang sangat berguna ini. terima kasih mike :) dan salam kenal :)

    rvirjinia[dot]blogspot[dot]com

    BalasHapus

thanks udah kasi comment ^-^